Jumat, 20 Mei 2011

Manusia dan Harapan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat te jadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Contoh :
* Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadamla, ia rajin belajar dengan harapan didalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik

* Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. la yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya
buah keinginan. karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan
Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Senluanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya
apa yang diharapkan. Jadi untuk nlewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan
niengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umurnnya perlu setinggi bintang.

Antar harapan dan cita-cita terdapat penallaam yaitu :
1.       keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
2.      pada umurnnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Ada dua hal yang mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni
a. dorongan kodrat
b. dorongan kebutuhan hidup.

C. KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. 

Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.

Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya
diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan
pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya,
karcna ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.

Dalani tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sckali lansung kc ujian, selarna hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat bcrakibat kcgelisahan, ketidakpastian, dan kedudukannya.

Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan mang". Yang
isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan
ketidakpastian.

Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan
kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :

1) Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.

Contoh : setiap manusia akan mati.

2) Teori korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.

Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

3) Teori pragmatis

Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Surnber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada din
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu menge jakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula
(Icerajaan)

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan
pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya
yang mempunyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)

Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negadpemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu arnat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan
dapat menolong umatnya, apabila urnat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya,
sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika
manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.

Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

a) meningkatkan ketaqwaan kih dengan jalan meningkatkan ibadah

b) meningkatkan pengabdim kita kepada masyarakat

c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya

d) mengurangi nafsu mengumpullran harta yang berlebihan

e) menekan perasaan negatif seperti in, dengki, fiinah, dan sebagainya

Share on :
Show comments
Hide comments

0 comments:

Posting Komentar

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat te jadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Contoh :
* Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadamla, ia rajin belajar dengan harapan didalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik

* Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. la yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya
buah keinginan. karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan
Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Senluanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya
apa yang diharapkan. Jadi untuk nlewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan
niengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umurnnya perlu setinggi bintang.

Antar harapan dan cita-cita terdapat penallaam yaitu :
1.       keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
2.      pada umurnnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Ada dua hal yang mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni
a. dorongan kodrat
b. dorongan kebutuhan hidup.

C. KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. 

Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.

Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya
diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan
pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya,
karcna ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.

Dalani tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sckali lansung kc ujian, selarna hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat bcrakibat kcgelisahan, ketidakpastian, dan kedudukannya.

Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan mang". Yang
isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan
ketidakpastian.

Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan
kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :

1) Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.

Contoh : setiap manusia akan mati.

2) Teori korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.

Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

3) Teori pragmatis

Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Surnber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada din
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu menge jakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula
(Icerajaan)

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan
pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya
yang mempunyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)

Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negadpemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu arnat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan
dapat menolong umatnya, apabila urnat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya,
sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika
manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.

Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

a) meningkatkan ketaqwaan kih dengan jalan meningkatkan ibadah

b) meningkatkan pengabdim kita kepada masyarakat

c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya

d) mengurangi nafsu mengumpullran harta yang berlebihan

e) menekan perasaan negatif seperti in, dengki, fiinah, dan sebagainya

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat te jadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Contoh :
* Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadamla, ia rajin belajar dengan harapan didalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik

* Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. la yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya
buah keinginan. karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan
Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Senluanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya
apa yang diharapkan. Jadi untuk nlewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan
niengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umurnnya perlu setinggi bintang.

Antar harapan dan cita-cita terdapat penallaam yaitu :
1.       keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
2.      pada umurnnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Ada dua hal yang mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni
a. dorongan kodrat
b. dorongan kebutuhan hidup.

C. KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. 

Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.

Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya
diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan
pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya,
karcna ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.

Dalani tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sckali lansung kc ujian, selarna hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat bcrakibat kcgelisahan, ketidakpastian, dan kedudukannya.

Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan mang". Yang
isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan
ketidakpastian.

Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan
kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :

1) Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.

Contoh : setiap manusia akan mati.

2) Teori korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.

Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

3) Teori pragmatis

Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Surnber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada din
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu menge jakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula
(Icerajaan)

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan
pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya
yang mempunyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)

Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negadpemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu arnat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan
dapat menolong umatnya, apabila urnat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya,
sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika
manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.

Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

a) meningkatkan ketaqwaan kih dengan jalan meningkatkan ibadah

b) meningkatkan pengabdim kita kepada masyarakat

c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya

d) mengurangi nafsu mengumpullran harta yang berlebihan

e) menekan perasaan negatif seperti in, dengki, fiinah, dan sebagainya

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat te jadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.

Contoh :
* Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadamla, ia rajin belajar dengan harapan didalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik

* Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi besar dan maju. la yakin usahanya menjadi kenyataan, karena
itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.

Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya
buah keinginan. karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan
Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Senluanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya
apa yang diharapkan. Jadi untuk nlewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan
niengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umurnnya perlu setinggi bintang.

Antar harapan dan cita-cita terdapat penallaam yaitu :
1.       keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
2.      pada umurnnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Ada dua hal yang mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni
a. dorongan kodrat
b. dorongan kebutuhan hidup.

C. KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. 

Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.

Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya
diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan
pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya,
karcna ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.

Dalani tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sckali lansung kc ujian, selarna hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat bcrakibat kcgelisahan, ketidakpastian, dan kedudukannya.

Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan mang". Yang
isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan
ketidakpastian.

Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan
kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :

1) Teori koherensi atau konsistensi

Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.

Contoh : setiap manusia akan mati.

2) Teori korespondensi

Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.

Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

3) Teori pragmatis

Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Surnber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada din
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu menge jakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2. Kepercayaan kepada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah

Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin
bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula
(Icerajaan)

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan
pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya
yang mempunyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)

Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negadpemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu arnat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan
dapat menolong umatnya, apabila urnat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya,
sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika
manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.

Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :

a) meningkatkan ketaqwaan kih dengan jalan meningkatkan ibadah

b) meningkatkan pengabdim kita kepada masyarakat

c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya

d) mengurangi nafsu mengumpullran harta yang berlebihan

e) menekan perasaan negatif seperti in, dengki, fiinah, dan sebagainya