Sabtu, 04 Mei 2013

Bangun Kesadaran Gizi Masyarakat (BI SS 2013)



Pemerintah harus terus membantu kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi makanan tinggi seperti garam, gula dan lemak bagi kesehatan. Tanpa adanya kesadaran, upaya apa pun untuk menekan konsumsi garam, gula dan lemak berlebih tidak akan berhasil. Banyak masyarakat yang masih kurang sadar akan bahayanya mengonsumsi makanan tinggi. Untuk itu, diperlukan kampanye terus-menerus agar dapat menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sedang tumbuh ekonominya cenderung menikmati makanan enak yang biasanya tinggi akan garam, gula dan lemak. Sebaliknya konsumsi serat kurang daru 10 persen dari kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya membangun kesadaran masyarakat, harus diikuti beberapa aturan mengenai peringatan bahaya akan mengonsumsi kemasan produk makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Padahal selama ini, sebagian para produsen hanya mencantumkan komposisi garam, gula dan lemak pada produknya, tetapi masyarakat tidak tahu akan kebutuhan porsi makanan sebenarnya.
  Dalam buku saku pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan per orang, per hari adalah 5 gram (setara dengan 1 sendok teh), konsumsi gula 50 gram (4 sendok makan), dan konsumsi lemak 78 gram (1,5-3 gram sendok makan).
Setelah kesadaran masyarakat terhadap bahaya garam, gula dan lemak tumbuh, masyarakat perlu dimotovasi untuk menghindari makanan tinggi tersebut. Hal ini merupakan investasi bagi masyarakat mengenai kesehatannya di masa yang akan datang agar masyarakat bebas dari berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan, dimana penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, diantaranya penyakit jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.
        Motivasi idealnya dilakukan secara tatap muka oleh petugas kesehatan. Namun, kampanye dan sosialisasi melalui media juga harus sering dilakukan dan disiarkan agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya hidup sehat.
Terkait dengan pencantuman jumlah garam, gula dan lemak dikemasan makanan dan minuman, hal itu merupakan upaya positif. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam memeriksa kandungan yang berada dikemasan makanan dan minuman yang beredar di supermarket . Dengan begitu, masyarakat dapat mengurangi makanan tinggi dan dapat menyediakan pilihan yang sehat serta membuat regulasi dalam mengonsumsi makanan. Sedangkan di tingkat rumah tangga, perlu dilakukan berbagai macam edukasi yang agresif dan kontinu. Agar para ibu rumah tangga dapat mengetahui kadar porsi makanan yang sehat untuk keluarganya dan dapat terhindar dari penyakit degeneratif. 

Sumber :

Share on :
Show comments
Hide comments

0 comments:

Posting Komentar



Pemerintah harus terus membantu kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi makanan tinggi seperti garam, gula dan lemak bagi kesehatan. Tanpa adanya kesadaran, upaya apa pun untuk menekan konsumsi garam, gula dan lemak berlebih tidak akan berhasil. Banyak masyarakat yang masih kurang sadar akan bahayanya mengonsumsi makanan tinggi. Untuk itu, diperlukan kampanye terus-menerus agar dapat menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sedang tumbuh ekonominya cenderung menikmati makanan enak yang biasanya tinggi akan garam, gula dan lemak. Sebaliknya konsumsi serat kurang daru 10 persen dari kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya membangun kesadaran masyarakat, harus diikuti beberapa aturan mengenai peringatan bahaya akan mengonsumsi kemasan produk makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Padahal selama ini, sebagian para produsen hanya mencantumkan komposisi garam, gula dan lemak pada produknya, tetapi masyarakat tidak tahu akan kebutuhan porsi makanan sebenarnya.
  Dalam buku saku pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan per orang, per hari adalah 5 gram (setara dengan 1 sendok teh), konsumsi gula 50 gram (4 sendok makan), dan konsumsi lemak 78 gram (1,5-3 gram sendok makan).
Setelah kesadaran masyarakat terhadap bahaya garam, gula dan lemak tumbuh, masyarakat perlu dimotovasi untuk menghindari makanan tinggi tersebut. Hal ini merupakan investasi bagi masyarakat mengenai kesehatannya di masa yang akan datang agar masyarakat bebas dari berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan, dimana penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, diantaranya penyakit jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.
        Motivasi idealnya dilakukan secara tatap muka oleh petugas kesehatan. Namun, kampanye dan sosialisasi melalui media juga harus sering dilakukan dan disiarkan agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya hidup sehat.
Terkait dengan pencantuman jumlah garam, gula dan lemak dikemasan makanan dan minuman, hal itu merupakan upaya positif. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam memeriksa kandungan yang berada dikemasan makanan dan minuman yang beredar di supermarket . Dengan begitu, masyarakat dapat mengurangi makanan tinggi dan dapat menyediakan pilihan yang sehat serta membuat regulasi dalam mengonsumsi makanan. Sedangkan di tingkat rumah tangga, perlu dilakukan berbagai macam edukasi yang agresif dan kontinu. Agar para ibu rumah tangga dapat mengetahui kadar porsi makanan yang sehat untuk keluarganya dan dapat terhindar dari penyakit degeneratif. 

Sumber :



Pemerintah harus terus membantu kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi makanan tinggi seperti garam, gula dan lemak bagi kesehatan. Tanpa adanya kesadaran, upaya apa pun untuk menekan konsumsi garam, gula dan lemak berlebih tidak akan berhasil. Banyak masyarakat yang masih kurang sadar akan bahayanya mengonsumsi makanan tinggi. Untuk itu, diperlukan kampanye terus-menerus agar dapat menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sedang tumbuh ekonominya cenderung menikmati makanan enak yang biasanya tinggi akan garam, gula dan lemak. Sebaliknya konsumsi serat kurang daru 10 persen dari kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya membangun kesadaran masyarakat, harus diikuti beberapa aturan mengenai peringatan bahaya akan mengonsumsi kemasan produk makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Padahal selama ini, sebagian para produsen hanya mencantumkan komposisi garam, gula dan lemak pada produknya, tetapi masyarakat tidak tahu akan kebutuhan porsi makanan sebenarnya.
  Dalam buku saku pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan per orang, per hari adalah 5 gram (setara dengan 1 sendok teh), konsumsi gula 50 gram (4 sendok makan), dan konsumsi lemak 78 gram (1,5-3 gram sendok makan).
Setelah kesadaran masyarakat terhadap bahaya garam, gula dan lemak tumbuh, masyarakat perlu dimotovasi untuk menghindari makanan tinggi tersebut. Hal ini merupakan investasi bagi masyarakat mengenai kesehatannya di masa yang akan datang agar masyarakat bebas dari berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan, dimana penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, diantaranya penyakit jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.
        Motivasi idealnya dilakukan secara tatap muka oleh petugas kesehatan. Namun, kampanye dan sosialisasi melalui media juga harus sering dilakukan dan disiarkan agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya hidup sehat.
Terkait dengan pencantuman jumlah garam, gula dan lemak dikemasan makanan dan minuman, hal itu merupakan upaya positif. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam memeriksa kandungan yang berada dikemasan makanan dan minuman yang beredar di supermarket . Dengan begitu, masyarakat dapat mengurangi makanan tinggi dan dapat menyediakan pilihan yang sehat serta membuat regulasi dalam mengonsumsi makanan. Sedangkan di tingkat rumah tangga, perlu dilakukan berbagai macam edukasi yang agresif dan kontinu. Agar para ibu rumah tangga dapat mengetahui kadar porsi makanan yang sehat untuk keluarganya dan dapat terhindar dari penyakit degeneratif. 

Sumber :



Pemerintah harus terus membantu kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi makanan tinggi seperti garam, gula dan lemak bagi kesehatan. Tanpa adanya kesadaran, upaya apa pun untuk menekan konsumsi garam, gula dan lemak berlebih tidak akan berhasil. Banyak masyarakat yang masih kurang sadar akan bahayanya mengonsumsi makanan tinggi. Untuk itu, diperlukan kampanye terus-menerus agar dapat menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sedang tumbuh ekonominya cenderung menikmati makanan enak yang biasanya tinggi akan garam, gula dan lemak. Sebaliknya konsumsi serat kurang daru 10 persen dari kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya membangun kesadaran masyarakat, harus diikuti beberapa aturan mengenai peringatan bahaya akan mengonsumsi kemasan produk makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Padahal selama ini, sebagian para produsen hanya mencantumkan komposisi garam, gula dan lemak pada produknya, tetapi masyarakat tidak tahu akan kebutuhan porsi makanan sebenarnya.
  Dalam buku saku pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan per orang, per hari adalah 5 gram (setara dengan 1 sendok teh), konsumsi gula 50 gram (4 sendok makan), dan konsumsi lemak 78 gram (1,5-3 gram sendok makan).
Setelah kesadaran masyarakat terhadap bahaya garam, gula dan lemak tumbuh, masyarakat perlu dimotovasi untuk menghindari makanan tinggi tersebut. Hal ini merupakan investasi bagi masyarakat mengenai kesehatannya di masa yang akan datang agar masyarakat bebas dari berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan, dimana penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, diantaranya penyakit jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.
        Motivasi idealnya dilakukan secara tatap muka oleh petugas kesehatan. Namun, kampanye dan sosialisasi melalui media juga harus sering dilakukan dan disiarkan agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya hidup sehat.
Terkait dengan pencantuman jumlah garam, gula dan lemak dikemasan makanan dan minuman, hal itu merupakan upaya positif. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk lebih teliti dalam memeriksa kandungan yang berada dikemasan makanan dan minuman yang beredar di supermarket . Dengan begitu, masyarakat dapat mengurangi makanan tinggi dan dapat menyediakan pilihan yang sehat serta membuat regulasi dalam mengonsumsi makanan. Sedangkan di tingkat rumah tangga, perlu dilakukan berbagai macam edukasi yang agresif dan kontinu. Agar para ibu rumah tangga dapat mengetahui kadar porsi makanan yang sehat untuk keluarganya dan dapat terhindar dari penyakit degeneratif. 

Sumber :