Investasi
adalah suatu hal yang berhubungan dengan masalah keuangan dan ekonomi. Istilah
tersebut sangat berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi juga disebut
juga dengan istilah penanaman modal.
Suatu
pertambahan pada pendapatan akan mendorong pada investasi yang lebih besar,
dimana tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat dalam
berinvestasi sebagaimana hal tersebut jika di implikasikan dengan harga yang
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain yang akan memilih untuk menggunakan dananya sendiri dalam berinvestasi, maka
dalam tingkat bunga menunjukkan suatu biaya dari investasi dana tersebut dari
pada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Perkembangan
jaman semakin maju dan persaingan dalam dunia investasi semakin bertambah. Investasi
juga kian di minati oleh kalangan yang belum memiliki sebuah pengalaman maupun
yang sudah berpengalaman dalam dunia investasi. Karena dalam dunia investasi
sangat menggiurkan bagi sebagian orang yang ingin sukses dalam berkarier maupun
hanya sekedar mencari keuntungan yang sangat besar.
Apa pun
itu, anjuran yang terkenal Warren Buffett berikut ini, yang dikutip dari buku
The Essays of Warren Buffett oleh Lawrence Cunningham, bisa dijadikan bahan
pertimbangan kita sebelum melakukan investasi.
1. Jangan berinvestasi pada
sesuatu yang tidak kita pahami.
Setiap saham sudah pasti dimiliki oleh sebuah perusahaan. Carilah
informasi mengenai jenis perusahaan itu, siapa yang mengelolanya, dan apa
kelebihan serta kelemahannya dalam industri di mana perusahaan itu beroperasi.
Apa saja keunggulan kompetitif yang dimilikinya, sumber persediaan bahan baku,
dan pasar utama yang dilayani oleh perusahaan tersebut. Itulah beberapa prinsip
yang terus dipegang Buffett sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya pada
saham sebuah perusahaan.
2. Pilihlah saham seolah kita
mencari partner bisnis.
Fokuskan pencarian kita pada perusahaan yang dikelola dengan baik
dengan lini bisnis yang sehat. Hal ini bisa didapat dari informasi yang
diterbitkan perusahaan terkait dan laporan berita. Buffett berpendapat,
“Carilah bisnis besar dengan perekonomian yang dapat dimengerti, mampu bertahan
dan menggiurkan, serta dikelola oleh manajemen yang memiliki kemampuan dan
berorientasi pada para pemegang saham.
3. Buatlah margin keamanan.
Belilah saham yang dijual dengan harga jauh di bawah nilai
intrinsiknya dan belilah dengan harga semurah mungkin. Dalam usaha menentukan harga,
saham tersebut haruslah diperdagangkan pada harga yang jauh di bawah nilai
intrinsiknya. Buffett mengingatkan, “Jangan berinvestasi kecuali terdapat dasar
yang cukup tepercaya bahwa harga yang dibayarkan secara substansial lebih
rendah daripada nilai yang dihasilkan.”
4. Kunci sukses dalam berinvestasi
adalah dengan membeli kepemilikan bisnis yang sehat ketika harga pasar berada
jauh di bawah nilai bisnisnya.
Secara umum, kita hanya perlu mengidentifikasi saham yang bagus
dan berharga untuk diinvestasikan, lalu tunggu waktu yang sesuai untuk membeli.
Lalu, kapan waktu yang baik untuk membeli sebuah saham?
Biasanya hal ini terjadi ketika sebuah pasar yang mengalami
puncaknya sedang berputar ke arah bawah. Inilah saat ketika kebanyakan orang berjualan
karena ketakutan bahwa pasar akan jatuh lebih jauh dan saham dijual seperti
komoditas yang tidak diinginkan, sehingga orang-orang menjual apa pun selagi
mereka bisa. Biasanya pada masa inilah saham yang bagus juga akan dijual
bersamaan dengan saham yang buruk dan biasanya dengan harga yang sangat rendah.
Inilah saat yang tepat untuk mulai memilih saham.
5. Bertahan dengan saham yang kita
punya dengan kebijakan “sampai maut memisahkan kita”, yaitu jual hanya ketika
asas perusahaan berubah.
Peringatan Buffett ini sangat penting untuk diulangi: “Jika Anda
tidak rela untuk memiliki suatu saham selama sepuluh tahun, jangan pernah
berpikir untuk memilikinya selama sepuluh menit.”
Setelah melakukan keempat hal seperti yang telah dijelaskan pada
artikel bagian 1, kita hanya perlu memonitor apakah perusahaan tersebut bekerja
berdasarkan kualitas-kualitas yang dimilikinya. Oleh karena itu, jangan lakukan
apa pun kecuali terjadi perubahan secara fundamental. Tahanlah saham yang kita
punya selama kita perkirakan bisnisnya akan terus bekerja dengan baik dan
perusahaan akan mampu meningkatkan nilai intrinsiknya pada tingkat yang
memuaskan. Jangan terlalu aktif mengelola portofolio kita dengan
memperdagangkannya keluar dan masuk pasar.
6. Jangan terlalu banyak melakukan
diversifikasi, tetapi bersiaplah untuk bertaruh besar bila kita sangat yakin
dengan perusahaan yang telah kita pilih untuk berinvestasi.
Rajutan investasi ala Buffett tidak meresepkan diversifikasi.
Bahkan, prinsipnya mensyaratkan adanya konsentrasi. Menurutnya, kesuksesan
investasi jangka panjang tidak bergantung pada kepemilikan sebuah portofolio
yang terdiversifikasi, melainkan pada kesadaran diri bahwa seorang investor
adalah pemilik bisnis. Dan bila kita percaya pada bisnis yang sahamnya kita beli,
kita seharusnya ingin memiliki lebih banyak lagi saham perusahaan tersebut.
Jadi, alih-alih mengikuti kebijakan umum teori keuangan modern
yang menyatakan untuk “tidak meletakkan seluruh telur dalam sebuah keranjang”,
Buffett mengatakan berulang-ulang apa yang ditulis Mark Twain dalam Pudd’nhead
Wilson (1894): “Letakkan seluruh telur Anda pada satu keranjang-dan awasi
keranjang tersebut.”
7. Lihat penurunan pasar sebagai
sebuah peluang untuk membeli karena biasanya selama masa itulah saham akan
dijual pada harga yang sangat rendah.
Kondisi pasar yang mengalami penurunan drastis pada kenyataannya
memberikan banyak kesempatan signifikan kepada investor untuk membeli lebih
banyak saham pada harga-harga yang menarik. “Para investor jangka panjang akan
mendapatkan keuntungan dari penurunan bursa saham sama seperti seorang pembeli
makanan yang mendapat keuntungan dari turunnya harga-harga makanan,” kata
Buffett. “Jadi, ketika pasar terjun bebas-sebagaimana yang selalu terjadi dari
waktu ke waktu-janganlah panik dan bersedih. Petiklah keuntungan
sebesar-besarnya.”
Sumber : http://emashijau.com/?p=112#more-112