Kamis, 30 Januari 2014 1 comments

Adakah tools lain untuk melakukan audit TI (Teknologi Informasi) ? Jika ada sebutkan. (Vclass ketiga (Post Test))

Berikut ini tools atau software yang dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan audit teknologi informasi yaitu:

1. ACL
ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.
ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah software TABK (Teknik Audit Berbasis Komputer) untuk membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik.

2. Picalo
Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front end, dan memiliki banyak fitur untuk ETL sebagai proses utama dalam mengekstrak dan membuka data, kelebihan utamanya adalah fleksibilitas dan front end yang baik hingga Librari Python numerik.
Berikut ini beberapa kegunaannya :
· Menganalisis data keungan, data karyawan
· Mengimport file Excel, CSV dan TSV ke dalam databse
· Analisa event jaringan yang interaktif, log server situs, dan record sistem login
· Mengimport email kedalam relasional dan berbasis teks database
· Menanamkan kontrol dan test rutin penipuan ke dalam sistem produksi.

3. Powertech Compliance Assessment
Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.

4. Nipper
Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router.
Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur.

5. Nessus
Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan

6. Metasploit
Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan.

7. NMAP
NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP  (Network Mapper), adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. Secara klasik Nmap klasik menggunakan tampilan command-line, dan NMAP suite sudah termasuk tampilan GUI yang terbaik dan tampilan hasil (Zenmap), fleksibel data transfer, pengarahan ulang dan tools untuk debugging (NCAT) , sebuah peralatan untuk membandingan hasil scan (NDIFF) dan sebuah paket peralatan analisis untuk menggenerasikan dan merespon (NPING)

8. Wireshark
Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.

Sumber : 
Jumat, 10 Januari 2014 0 comments

Konsep Proses Pencapaian Tujuan

Soal Pretest (Vclass) :
Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'.
Apakah maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut? 

Maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya suatu kegiatan manajemen disebut manajer. 

Dengan konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut disadari bahwa intelektualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi terletak pada lapisan bawah. Mereka yang deket dengan konsumenlah yang paling mengerti dengan kebutuhan pasar.

Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adalah pengorganisasian orkes simponi. Organisasi ini sepenuhnya akan digerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisai masing-masing.

Untuk menjaga kekompakan agar terjadi irama yang serasi dibutuhkan seorang manajer yang berfungsi sebagai konduktor. Manajer tersebut tidak lagi harus memiliki pengetahuan teknis seperti yang dimiliki pemain orkesnya, tetapi yang diperlukan hanya seorang yang mampu mengatur tempo dan menguasai tingkatan nada. 

1 comments

Area Pengendalian

Soal Postest (Vclass) :

Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. 
Terdapat 15 area pengendalian, sebut dan jelaskan.

Area Pengendalian ada 15 yaitu :
1.     Integritas Sistem
a. Ketersediaan dan kesinambungan sistem komputer untuk user.
b. Kelengkapan, Keakuratan, Otorisasi, serta proses yang auditable.
c. Persetujuan dari user atas kinerja sistem yang di inginkan.
d. Preventive maintenance agreements untuk seluruh perlengkapan.
e. Kesesuaian kinerja antara S/W dan jaringan dengan yang diharapkan.
f. Serta adanya program yang disusun untuk operasi secara menyeluruh.

2. Manajemen Sumber Daya (Perencanaan Kapasitas)
a. Faktor-faktor yang melengkapi integritas sistem.
b. Yaitu meyakini kelangsungan (ongoing) H/W, S/W, SO, S/W aplikasi, dan komunikasi jaringan komputer, telah di pantau dan dikelola pada kinerja yang maksimal namun tetap dengan biaya yang wajar.
c. Hal-hal tersebut di dokumentasikan secara formal, demi proses yang
berkesinambungan.

3.     Pengendalian Perubahan S/W Aplikasi dan S/W sistem
a. Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan terhadap s/w aplikasi dan s/w sistem.
b. Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan di dokumentasikan serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang dibakukan dan disetujui.

4. Backup dan Recovery
a. Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran).
b. Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).

5. Contigency Planning
a. Perencanaan yang komprehenshif di dalam mengantisipasi terjadinya ancaman.
b. Terhadap fasilitas pemrosesan SI.
c. Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah di koordinasikan dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan dan fasilitas penunjang H/W, sistem S/W dan sebagainya.

6. System S/W Support
a. Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan dari S/W SO, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan S/W aplikasi. Dengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik untuk integritas fungsionalnya.
b. Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika sistem secara menyeluruh (system wide logical security).

7. Dokumentasi
a. Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan S/W sistem.
b. Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan schedule operasi.
c. Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user.

8. Pelatihan atau Training
a. Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya.
b. Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan.

9. Administrasi
a. Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggungjawab fungsional, job description, sejalan dengan metode job accounting dan/atau charge out yang digunakan.
b. Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.

10.Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
a. Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali akses ke sumber daya informasi.
b. Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan.
c. Juga pengendalian dan backup sarana telekomunikasi.

11.Operasi
a. Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO.
b. Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk run/restore/backup atas seluruh aplikasi.
c. Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem sift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.

12.Telekomunikasi
a. Review terhadap logical and physical access controls.
b. Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange (EDI).
c. Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran telekomunikasi.

13.Program Libraries
a.Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source code dan compiled production program code dengan yang disimpan di application test libraries development.
b. Terdapat review atas prosedur quality assurance.

14.Application Support (SDLC)
a. Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem.
b. Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen.
c. Proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI
d. Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC yang digunakan.

15.Pengendalian Mikrokomputer
a. Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki.
b. Serta pembuatan daftar inventaris atas H/W, S/W, serta legalitas dari S/W untuk menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.

Minggu, 17 November 2013 0 comments

Istilah-istilah Modul Pada SAP

Scheduling Agreement

Scheduling Agreement adalah persetujuan dengan pelanggan mengenai tanggal pengiriman barang atau penyampaian jasa beserta jumlahnya. Biasanya  Scheduling Agreement dibuat ketika terjadi beberapa kali pengiriman dalam satu order sehingga memerlukan kepastian jadwal dan jumlah bagi perusahaan maupun pelanggan.

Customer Contract

Customer Contract adalah perjanjian antara pelanggan dan perusahaan mengenai proses bisnis dan ketentuan yang berlaku di dalamnya. Versi standar SAP memberikan 4 kategori kontrak, yaitu:
1. Master Contract
Master Contract  adalah dokumen yang digunakan untuk mengelompokkan beberapa contract sehingga kondisi yang ditentukan di Master Contract dapat diterima di semua contract yang ada di dalamnya serta data-data yang digunakan bersifat konsisten.
2. Quantity Contract
Quantity Contract  adalah perjanjian yang menyatakan bahwa pelanggan akan memesan barang yang telah ditentukan jumlahnya dalam periode waktu tertentu. Quantity Contract berisi jumlah barang, informasi harga, namun tidak terdapat tanggal pengiriman.
3. Value Contract
Value Contract  adalah perjanjian yang menyatakan pelanggan akan menerima barang atau jasa sejumlah nilai yang telah disepakati dalam periode waktu tertentu. Value Contract berisi sejumlah produk atau kelompok produk atau jasa yang akan diterima pelanggan beserta nilai yang disepakati.
4. Service Contract
Service Contract  adalah perjanjian yang berisi kondisi dari layanan (services) terhadap pelanggan. Service Contract berisi batas tanggal kevalidan, kondisi pembatalan kontrak, persetujuan harga dan beberapa informasi sesuai yang dibutuhkan perusahaan dan pelanggan.

Availability Check

Availability Check adalah proses untuk memastikan apakah produk tersedia untuk memenuhi tanggal pengiriman yang diminta oleh pelanggan. Jika tidak, sistem akan mengkalkulasi kapan tanggal pengiriman yang dapat dilakukan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Free of Charge Delivery
Free of Charge Delivery merupakan pengiriman barang secara gratis kepada pelanggan yang ditujukan sebagai contoh atau sample.

Free of Charge Subsequent Delivery
Free of Charge Subsequent Delivery adalah pengiriman barang secara gratis kepada pelanggan yang ditujukan untuk pengganti barang yang rusak atau sebagai penambah ketika barang yang diterima pelanggan kurang.

Returns
Returns adalah proses pengembalian barang yang dibeli oleh pelanggan. Pada umumnya, pengembalian barang disebabkan karena barang rusak atau proses pengiriman terlambat.

Backorder Processing
Backorder Processing terjadi ketika pesanan pelanggan tidak dapat dipenuhi karena hal-hal tertentu, biasanya karena stok yang tersedia sedang habis. Oleh karena itu dilakukan Backorder Processing ketika barang yang dipesan sudah tersedia untuk memenuhi pesanan pelanggan tersebut. Persentase Backorder, baik jumlah order, barang atau hari, biasanya digunakan untuk menilai kualitas customer service perusahaan serta efektivitas dari inventory management.

Consignment Stok Processing
Barang Consignment adalah barang yang disimpan di lokasi pelanggan, namun merupakan milik perusahaan. Pelanggan tidak diharuskan membayar barang tersebut hingga pelanggan mengambilnya untuk digunakan. Barang Consigment yang tidak digunakan akan dikembalikan ke perusahaan.

Returnable Packaging
Returnable Packaging adalah barang milik perusahaan yang berada di tempat pelanggan (biasanya digunakan sebagai packaging saat proses pengiriman) dan harus dikembalikan ke perusahaan. Jika barang tersebut tidak dikembalikan, pelanggan dianggap membelinya dan harus membayar.

Make-To-Order Production
Make-To-Order Production adalah proses dimana sebuah produk dibuat secara khusus bagi pelanggan tertentu. Berbeda dengan produksi massal dimana barang diproduksi secara terus menerus, pada Make-To-Order Production barang hanya dibuat satu kali walaupun terdapat kemungkinan ke depannya barang sejenis akan kembali diproduksi.

Individual Purchase Order

Individual Purchase Order dilakukan ketika pelanggan membeli barang yang tidak tersedia di gudang sehingga harus memesan ke external vendor. Prosesnya dimulai dari pelanggan memesan barang. Setelah pengecekan barang dilakukan dan barang dinyatakan tidak tersedia, sistem akan membuat pesanan ke external vendor. Barang akan dikirim external vendor ke perusahaan, setelah itu perusahaan akan mengirim ke pelanggan.

Bills Of Materials in Sales Document
Bill of Material (BOM) mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun sebuah produk. Contoh: Monitor, Keyboard, CPU adalah komponen yang menyusun komputer.

Third-Party Order Processing


Third-Party Order Processing adalah proses dimana perusahaan tidak mengirimkan barang kepada pelanggan, melainkan menyerahkan pesanan kepada vendor dan vendor tersebut yang akan mengirimkan barang kepada pelanggan. Tagihan akan dikirim vendor ke perusahaan dan perusahaan akan membuat tagihan untuk pelanggan.

Batches in Sales Processing
Dalam proses produksi, ada beberapa produk yang jenisnya sama, namun memiliki perbedaan yang diakibatkan oleh proses produksi. Contoh: Produk beras yang diproduksi di bulan Oktober dan November memiliki expired date yang berbeda sehingga perlu dikelompokkan secara khusus walaupun produknya sama. Batch Material adalah pengelompokan produk atau material yang sama, namun memiliki sedikit perbedaan karena diproduksi di waktu atau tempat yang berbeda.

Configurable Materials in Sales Documents
Configurable Materials adalah produk kompleks yang dapat diproduksi dalam beberapa varian. Contoh: Alat berat yang dapat diproduksi dengan wheel atau crawler.

0 comments

Proses Bisnis Pada Modul SD (Sales and Distribution)

Berikut ini adalah beberapa proses bisnis yang ada pada Modul SD (Sales and Distribution) SAP sebagai berikut : 
a. Inquiry
Inquiry yaitu pelanggan meminta informasi rinci tentang barang-barang tertentu, dalam harga yang sudah ditentukan. Kita menggunakan proses bisnis ini dalam rangka untuk menanggapi permintaan yang dibuat oleh calon pelanggan untuk informasi tentang barang-barang tertentu, dan khususnya, pada harga. Calon pelanggan menghubungi  vendor  dan meminta informasi  yang detail tentang produk.  Kita dapat membuat inquiry pada SAP CRM.  

Berikut ini merupakan alur proses inquiry yang terjadi pada CRM SAP :
1.  Membuat Inquiry Calon pelanggan membuat  sebuah inquiry mengenai satu atau beberapa produk  dari perusahaan. Perusahaan membuatkan Inquiry.
2. Membuat Aktivitas Perusahaan membuat suatu kegiatan dalam rangka untuk mengambil kontak pribadi dengan mitra bisnis dikemudian hari, jika perlu.
3.  Memonitor Status Inquiry Perusahaan memeriksa secara teratur apakah status inquiry  telah berubah, misalnya, apakah mitra bisnis tertarik pada quotation.

b. Quotation
Quotation (sebuah kutipan) yang berisi informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, harga, dan informasi pendukung. Sebuah quotation memiliki masa berlaku. Dalam masa berlaku, pelanggan memiliki pilihan untuk menempatkan pesanan dalam kondisi yang disepakati dengan mengacu pada quotation,atau membatalkan kontrak. Perusahaan menggunakan proses bisnis ini dalam rangka untuk memberikan konfirmasi pada  mitra bisnis bahwa perusahaan akan memberikan produk dalam jumlah tertentu  pada waktu tertentu,dan untuk harga tertentu. Dalam pemrosesan quotation, berbagai fungsi penjualan tersedia untuk karyawan penjualan, serta fungsi khusus untuk quotation. 

Berikut ini merupakan proses bisnis yang menggabungkan antara inquiry dan quotation:
1. Proses ini dimulai ketika perusahaan menerima sebuah inquiry dari calon pelanggan. Pelanggan menulis atau mendokumentasikan kebutuhannya  secara lebih rinci.  Perusahaan  dapat mengelola semua dokumen bersamaan.
2. Perusahaan dapat memperkirakan biaya produk sebelum pembuatan quotation dengan pertimbangan kompleksitas produk dan  persyaratan khusus dari pelanggan. Oleh karena itu, Perusahaan membuat sebuah proyek inquiry (penyelidikan),  sehingga perusahaan dapat menetapkan biaya akun untukpemrosesan inquiry.
3. Perusahaan melakukan perencanaan awal untuk  tanggal dan biaya pada  proyek.
4. Berdasarkan biaya yang direncanakan, perusahaan menentukan harga penjualan dan mentransfernya ke quotation.  Setelah itu, perusahaan mencetak quotation dan mengirimkannya ke pelanggan.

c. Sales Order 
Sales Order adalah kontrak perjanjian antara sales organization (perusahaan) dengan pelanggan mengenai penjualan barang atau jasa beserta harga, jumlah dan waktu pengiriman.

Selain Sales Order yang bersifat standar (umum), terdapat dua jenis Special Sales Order, yaitu: 
1. Cash Order
Cash Sales adalah jenis order dimana pelanggan melakukan order, mengambil dan menerima barang serta membayarnya secara langsung (cash) dalam waktu yang berdekatan. Invoice dari Cash Sales dapat dicetak secara langsung.
2. Rush Order
Rush Order adalah jenis order dimana pelanggan melakukan order dan pengiriman terhadap pelanggan tersebut akan dilakukan pada hari yang sama. Penagihan dan pembayaran dapat dilakukan setelahnya.

d. Standart Order
Merupakan sebuah objek bisnis dari sistem Manajemen Account (FS-AM) yang menggambarkan pembayaran pesanan berkala secara kredit atau debet dari satu atau lebih rekening penerima. Standing Order dengan satu penerima disebut pesanan tunggal atau individu, sedangkan pesanan dari beberapa penerima, disebut Collective Standing Order. Untuk Standing Order, kita membedakan antara yang tetap (fixed), yang berarti jumlahnya yang selalu sama dengan yang jumlahnya selalu berubah-ubah (variabel), yang dikenal sebagai variable standing order.

e. Picking
Proses pengambilan (Picking) mencakup pengambilan barang (sesuai dengan persyaratan masing-masing pengiriman outbound) dari lokasi penyimpanan, dan penentuan jumlah yang tepat di daerah pengambilan, dimana barang akan disiapkan untuk pengiriman. Persiapan ini mungkin melibatkan proses pengemasan dan pelabelan, atau kinerja nilai-layanan tambahan. Single item atau full handling unit yang tidak memerlukan packing atau repacking dapat langsung dipindahkan ke tempat goods issue. Selanjutnya, jika cross-docking telah dilaksanakan, item yang dikirim dapat langsung dibawa dari tempat penerimaan barang, baik menggunakan planned cross-docking atau oprtunistic cross-docking.

Berikut ini,  picking dengan menggunakan dua metode sebagai berikut : 
1. Single-Step Picking yaitu membawa jumlah yang tepat diperlukan untuk pengiriman keluar.
2. Two-Step Picking yaitu suatu bentuk optimasi pengambilan (picking) di mana kita menghapus stock dari area penyimpanan secara acak atau massal berdasarkan total kebutuhan material, dan kemudian mendistribusikannya ke daerah-daerah pengambilan berdasarkan kebutuhan stock untuk pengambilan, pengepakan, dan pengiriman. 

f.  Good issue
Sebuah  goods issue  adalah sebuah pergerakan barang yang digunakan untuk menampilkan penggunaan internal material, mengeluarkan material dan pengiriman barang ke pelanggan. goods issue menghasilkan penurunan stock di gudang. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini, berbagai komponen aplikasi  (Aplication Component) dalam Sistem SAP mulai mentransfer barang dari Manajemen Gudang (WM) dengan memproduksi dokumen dimana didasarkan pada gerakan. Sistem ini juga melakukan pemeriksaan yang diperlukan untuk menentukan apakah material masih tersedia di gudang.

Fitur-fitur pada Goods issues pada Manajemen Gudang (Warehouse Management) dapat didasarkan pada :
1. Deliveries (Pengiriman)
Dalam hal ini, kita memilih untuk pengiriman barang yang dibuat di SD Shipping.
2. IM Posting
Ketika anda posting masalah barang di IM, maka sistem menghasilkan persyaratan transfer yang digunakan sebagai dasar untuk membuat transfer order.
3. Dua langkah Picking
Untuk dua langkah picking, proses picking dibagi menjadi 2 langkah yang terpisah. Pada langkah pertama, kita memilih jumlah seluruh bahan kebutuhan untuk mengisi permintaan (misalnya, beberapa pengiriman atau persyaratan transfer). Dan langkah kedua, kita membagi material dan mengalokasikannya untuk dicocokkan dengan persyaratan yang sesuai.

g.  Invoice
Sebuah dokumen penjualan digunakan untuk membuat  faktur atau tagihan  pelanggan untuk pengiriman barang atau layanan. Faktur biasanya dibuat setelah penerimaan barang atau kinerja pelayanan telah dikonfirmasi. Hal Ini termasuk informasi tagihan umum, seperti jumlah total, total pajak, biaya pengangkutan, vendor dan penerima faktur, dan informasi rinci (header informasi, informasi item, dan preview persetujuan).

Sumber :