Bursa
saham utama Korea Selatan, membukukan kejatuhan terbesar dalam waktu sehari.
Kejatuhan yang paling buruk dalam kurun waktu empat bulan terakhir
mengakibatkan eskalasi ancaman dari pihak Korea Utara dan penutupan kawasan
industri Kaesong sehari sebelumnya.
Indeks
patokan KOSPI merosot 1,2 persen dan ditutup pada level 1.959,45 yang merupakan
kerugian harian terbesar sejak 15 November tahun lalu. Indeks sempat terjun ke
posisi paling rendah 1.938,89 saat tersiar kabar bahwa pekerja asal Korea
Selatan (Korsel) diperintahakan keluar dari areal industri Kaesong oleh militer
Korea Utara (Korut). Akan tetapi, indeks kembali menanjak setelah ada
konfirmasi bahwa berita tersebut tidaklah benar.
Kawasan
industri Kaesong didirikan oleh pemerintahan Seoul di dalam wilayah Korut,
tepatnya sekitar 10 kilometer dari batasan di kedua negara. Di kawasan tersebut
berdiri sekitar 120 perusahaan Korsel yang mempekerjakan 53.000 tenaga Korut. Industri
ini didirikan sejak tahun 2004, sepanjang perjalanan sejarahnya, kawasan ini
tidak pernah terusik oleh naik turunnya oleh politik dan militer di Semenanjung
Korea, yang faktanya tidak pernah benar-benar bebas dari situasi “keadaan
perang”. Oleh sebab itu, industri Kaesong dianggap sebagai simbol paling akhir
dari kerja sama antar Korea.
Namun,
blokade oleh militer Korut tidak membuat pertahanan Kaesong jebol. Sehari
setelah pemblokadean, sekitar 600 manajer asal Korsel, dari total 860 orang,
memilih tetap bertahan di lokasi-lokasi pabrik Kaesong. Meski mereka diizinkan
meninggalkan wilayah industri dan kembali ke Selatan oleh pihak militer Korut,
para manajer itu memilih bertahan bersama para pekerja mereka.
Kim
Won Soo, manajer pabrik sepatu Kaesong, mengatakan saat ini pabriknya
kekurangan pasokan bahan untuk lini rakitan. Mereka terpaksa menghentikan
produksinya karena benar-benar sudah tidak ada bahan baku. Tidak hanya itu,
bahan makanan juga yang sudah semakin menipis di beberapa supermarket lokal di
sebagian daerah. Sementara itu, para manajer, pekerja, dan sopir berbaur serta
bergerombol mendiskusikan situasi yang masih bergejolak. Hal yang paling mereka
cemaskan adalah bagaimana dan berapa lama lagi 123 pabrik di Kaesong bisa tetap
bertahan untuk beroperasi.
Kawasan
industri Kaesong dapat menelan investasi senilai 800 juta dollar AS yang
ditanamkan oleh para pengusaha-pengusaha Korsel. Dari kawasan ini mengalir
devisa senilai 800 juta dollar AS per tahun bagi Korut dalam bentuk gaji yang
diterima oleh para pegawainya.
Sumber : www.kompas.com