Jumat, 27 Juni 2014

Rahasia Jadi Kaya

Semua orang umumnya ingin kaya atau paling tidak berkecukupan. Namun, tidak jarang dijumpai penghambat kekayaan bermula dari kebiasaan buruk seseorang dalam menggunakan dana untuk hal-hal yang bukan prioritas. Perencanaan keuangan yang buruk juga kerap membuat kondisi ekonomi seseorang menjadi terpuruk. Gaya hidup yang berlebihan juga pemicu lainnya. 

Sebenarnya semua orang bisa berkecupan asalkan dapat menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukannya. Namun, akibat sikap konsumtif, dompet tidak bisa direm. Begitu ada barang-barang yang memikat, tak butuh waktu lama kantong pun “jebol”. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar berkecukupan selain menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukan bulanan dan menambung sekitar 20-30 persen dari penghasilan. Pertama, hindarilah berutang, apapun bentuknya. Jika terpaksa hutang, misalnya untuk pembelian rumah, pastikan anda telah memperhitungkan kemampuan finansial pribadi untuk melunasinya sesuai target. 

Kedua, jika anda telah menabung tetapi ada pemasukan tambahan, hindari berfoya-foya. Sebaliknya, manfaatkanlah pemasukan tambahan tersebut untuk investasi. Carilah investasi yang nilainya selalu naik tiap tahun. Misalnya, properti, mata uang asing atau emas. 

Ketiga, sediakan dana darurat. Anda tidak akan pernah tahu hal-hal yang akan terjadi esok hari. Ada baiknya anda siagakan diri mulai dari saa ini. Salah satu caranya adalah menyediakan dana darurat. Dana darurat paling tidak 10-20 persen dari pemasukan anda. 

Keempat, jika ingin pendapatan berlebih, usaha yang anda jalankan pun perlu lebih banyak. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan sampingan. Namun, aturlah agar pekerjaan sampingan anda tidak berbenturan dengan pekerjaan utama. 

Kelima, carilah penghasilan pasif. Caranya beragam misalnya menyewakan aset properti seperti rumah atau kendaraan pribadi yang jarang dipakai seperti mobil. Pemasukan dari penghasilan pasif ini bisa digunakan untuk berinvestasi. 

Keenam, rencanakan keuangan dalam jangka panjang. Hindari gaji “sepuluh koma” atau tanggal 10 sudah “koma” atau habis-habisan. Bila anda menerima dana pemasukan, susunlah skala prioritas mengenai kebutuhan yang paling utama. 

Sisihkan atau pisahkan dana yang anda tabung agar tidak tercampur dengan dana-dana lainnya. Anda bisa memasukkan tabungan dalam bentuk deposito atau reksadana. Dengan demikian, anda bisa lebih mengendalikan penggunaannya.  

sumber : www.kompas.com 

Share on :
Show comments
Hide comments

1 comments:

hilda permatasari mengatakan...

Terimakasih informasinya . . .harus coba-coba nihh biar kaya :) hehe

ST3Telkom

Posting Komentar

Semua orang umumnya ingin kaya atau paling tidak berkecukupan. Namun, tidak jarang dijumpai penghambat kekayaan bermula dari kebiasaan buruk seseorang dalam menggunakan dana untuk hal-hal yang bukan prioritas. Perencanaan keuangan yang buruk juga kerap membuat kondisi ekonomi seseorang menjadi terpuruk. Gaya hidup yang berlebihan juga pemicu lainnya. 

Sebenarnya semua orang bisa berkecupan asalkan dapat menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukannya. Namun, akibat sikap konsumtif, dompet tidak bisa direm. Begitu ada barang-barang yang memikat, tak butuh waktu lama kantong pun “jebol”. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar berkecukupan selain menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukan bulanan dan menambung sekitar 20-30 persen dari penghasilan. Pertama, hindarilah berutang, apapun bentuknya. Jika terpaksa hutang, misalnya untuk pembelian rumah, pastikan anda telah memperhitungkan kemampuan finansial pribadi untuk melunasinya sesuai target. 

Kedua, jika anda telah menabung tetapi ada pemasukan tambahan, hindari berfoya-foya. Sebaliknya, manfaatkanlah pemasukan tambahan tersebut untuk investasi. Carilah investasi yang nilainya selalu naik tiap tahun. Misalnya, properti, mata uang asing atau emas. 

Ketiga, sediakan dana darurat. Anda tidak akan pernah tahu hal-hal yang akan terjadi esok hari. Ada baiknya anda siagakan diri mulai dari saa ini. Salah satu caranya adalah menyediakan dana darurat. Dana darurat paling tidak 10-20 persen dari pemasukan anda. 

Keempat, jika ingin pendapatan berlebih, usaha yang anda jalankan pun perlu lebih banyak. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan sampingan. Namun, aturlah agar pekerjaan sampingan anda tidak berbenturan dengan pekerjaan utama. 

Kelima, carilah penghasilan pasif. Caranya beragam misalnya menyewakan aset properti seperti rumah atau kendaraan pribadi yang jarang dipakai seperti mobil. Pemasukan dari penghasilan pasif ini bisa digunakan untuk berinvestasi. 

Keenam, rencanakan keuangan dalam jangka panjang. Hindari gaji “sepuluh koma” atau tanggal 10 sudah “koma” atau habis-habisan. Bila anda menerima dana pemasukan, susunlah skala prioritas mengenai kebutuhan yang paling utama. 

Sisihkan atau pisahkan dana yang anda tabung agar tidak tercampur dengan dana-dana lainnya. Anda bisa memasukkan tabungan dalam bentuk deposito atau reksadana. Dengan demikian, anda bisa lebih mengendalikan penggunaannya.  

sumber : www.kompas.com 

Semua orang umumnya ingin kaya atau paling tidak berkecukupan. Namun, tidak jarang dijumpai penghambat kekayaan bermula dari kebiasaan buruk seseorang dalam menggunakan dana untuk hal-hal yang bukan prioritas. Perencanaan keuangan yang buruk juga kerap membuat kondisi ekonomi seseorang menjadi terpuruk. Gaya hidup yang berlebihan juga pemicu lainnya. 

Sebenarnya semua orang bisa berkecupan asalkan dapat menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukannya. Namun, akibat sikap konsumtif, dompet tidak bisa direm. Begitu ada barang-barang yang memikat, tak butuh waktu lama kantong pun “jebol”. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar berkecukupan selain menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukan bulanan dan menambung sekitar 20-30 persen dari penghasilan. Pertama, hindarilah berutang, apapun bentuknya. Jika terpaksa hutang, misalnya untuk pembelian rumah, pastikan anda telah memperhitungkan kemampuan finansial pribadi untuk melunasinya sesuai target. 

Kedua, jika anda telah menabung tetapi ada pemasukan tambahan, hindari berfoya-foya. Sebaliknya, manfaatkanlah pemasukan tambahan tersebut untuk investasi. Carilah investasi yang nilainya selalu naik tiap tahun. Misalnya, properti, mata uang asing atau emas. 

Ketiga, sediakan dana darurat. Anda tidak akan pernah tahu hal-hal yang akan terjadi esok hari. Ada baiknya anda siagakan diri mulai dari saa ini. Salah satu caranya adalah menyediakan dana darurat. Dana darurat paling tidak 10-20 persen dari pemasukan anda. 

Keempat, jika ingin pendapatan berlebih, usaha yang anda jalankan pun perlu lebih banyak. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan sampingan. Namun, aturlah agar pekerjaan sampingan anda tidak berbenturan dengan pekerjaan utama. 

Kelima, carilah penghasilan pasif. Caranya beragam misalnya menyewakan aset properti seperti rumah atau kendaraan pribadi yang jarang dipakai seperti mobil. Pemasukan dari penghasilan pasif ini bisa digunakan untuk berinvestasi. 

Keenam, rencanakan keuangan dalam jangka panjang. Hindari gaji “sepuluh koma” atau tanggal 10 sudah “koma” atau habis-habisan. Bila anda menerima dana pemasukan, susunlah skala prioritas mengenai kebutuhan yang paling utama. 

Sisihkan atau pisahkan dana yang anda tabung agar tidak tercampur dengan dana-dana lainnya. Anda bisa memasukkan tabungan dalam bentuk deposito atau reksadana. Dengan demikian, anda bisa lebih mengendalikan penggunaannya.  

sumber : www.kompas.com 

Semua orang umumnya ingin kaya atau paling tidak berkecukupan. Namun, tidak jarang dijumpai penghambat kekayaan bermula dari kebiasaan buruk seseorang dalam menggunakan dana untuk hal-hal yang bukan prioritas. Perencanaan keuangan yang buruk juga kerap membuat kondisi ekonomi seseorang menjadi terpuruk. Gaya hidup yang berlebihan juga pemicu lainnya. 

Sebenarnya semua orang bisa berkecupan asalkan dapat menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukannya. Namun, akibat sikap konsumtif, dompet tidak bisa direm. Begitu ada barang-barang yang memikat, tak butuh waktu lama kantong pun “jebol”. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar berkecukupan selain menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukan bulanan dan menambung sekitar 20-30 persen dari penghasilan. Pertama, hindarilah berutang, apapun bentuknya. Jika terpaksa hutang, misalnya untuk pembelian rumah, pastikan anda telah memperhitungkan kemampuan finansial pribadi untuk melunasinya sesuai target. 

Kedua, jika anda telah menabung tetapi ada pemasukan tambahan, hindari berfoya-foya. Sebaliknya, manfaatkanlah pemasukan tambahan tersebut untuk investasi. Carilah investasi yang nilainya selalu naik tiap tahun. Misalnya, properti, mata uang asing atau emas. 

Ketiga, sediakan dana darurat. Anda tidak akan pernah tahu hal-hal yang akan terjadi esok hari. Ada baiknya anda siagakan diri mulai dari saa ini. Salah satu caranya adalah menyediakan dana darurat. Dana darurat paling tidak 10-20 persen dari pemasukan anda. 

Keempat, jika ingin pendapatan berlebih, usaha yang anda jalankan pun perlu lebih banyak. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan sampingan. Namun, aturlah agar pekerjaan sampingan anda tidak berbenturan dengan pekerjaan utama. 

Kelima, carilah penghasilan pasif. Caranya beragam misalnya menyewakan aset properti seperti rumah atau kendaraan pribadi yang jarang dipakai seperti mobil. Pemasukan dari penghasilan pasif ini bisa digunakan untuk berinvestasi. 

Keenam, rencanakan keuangan dalam jangka panjang. Hindari gaji “sepuluh koma” atau tanggal 10 sudah “koma” atau habis-habisan. Bila anda menerima dana pemasukan, susunlah skala prioritas mengenai kebutuhan yang paling utama. 

Sisihkan atau pisahkan dana yang anda tabung agar tidak tercampur dengan dana-dana lainnya. Anda bisa memasukkan tabungan dalam bentuk deposito atau reksadana. Dengan demikian, anda bisa lebih mengendalikan penggunaannya.  

sumber : www.kompas.com