Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan beberapa data
makro ekonomi Indonesia dalam sebulan terakhir. Meskipun Indeks Harga Konsumen
(IHK) tercatat mengalami deflasi. Bulan Mei kemarin, pergerakan ekonomi global yang kurang stabil telah membuat
ekonomi Indonesia mengalami guncangan. Hal tersebut, ditandai dengan bergerak liarnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan terkoreksinya pasar saham.
"Angka inflasi pada bulan Juni, diperkirakan bisa melebihi 1 persen secara month-on-month (mom)
dari deflasi 0,03 persen pada Mei lalu. "Tekanan inflasi bisa cukup tinggi karena sudah mendekati musim
inflasi menjelang bulan puasa, ditambah ekspektasi inflasi sejak awal Juni
mengantisipasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, dan karena
pelemahan rupiah yang menuju level Rp9.000-Rp10.000 per USD sepanjang Juni lalu.
Menurutnya, pengalaman kenaikan harga BBM subsidi sebesar 33
persen pada Maret 2005, membuat inflasi Maret melesat ke 1,91 persen secara mom
dari deflasi 0,17 persen pada Februari atau naik sebesar 2,08 persen mom akibat
kenaikan harga BBM tersebut.
"Sementara itu tekanan inflasi Juni 2013 ini lebih besar
dibandingkan tekanan inflasi pada pengalaman kenaikan harga BBM 23 Maret 2005. Namun, Menteri Keuangan
(Menkeu) Chatib Basri mengatakan, puncak inflasi akibat kenaikan harga BBM
bersubsidi diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Juli ini. Kenaikan BBM
tersebut akan sangat terasa pada bulan pertama sejak diberlakukan kenaikan pada
22 Juni 2013 lalu.
Dari hasil pengamatan sejumlah pedagang di pasar tradisional mengeluhkan turunnya penjualan akibat melemahnya daya beli
masyarakat terhadap beberapa barang komoditas. Di sisi lain, mereka
juga semakin sulit karena waktu untuk menjual sejumlah komoditas menjadi lebih
lama dan untuk menjaga kualitas komoditas mesti mengeluarkan biaya lebih.
Contohnya untuk komoditas daging ayam, beberapa ekor ayam yang tidak laku mesti
dibekukan agar dapat dijual pada keesokan harinya. Bagi sejumlah pedagang,
membeli es mesti mengeluarkan biaya operasional yang tidak sedikit. Selain itu,
harga dari distributor pun telah mengalami kenaikan. Penyebabnya,
mereka tidak mampu mengimbangi harga komoditas dengan anggaran keuangan yang
mereka miliki.
Kenaikan harga sejumlah komoditas pokok di pasar tradisional murni
disebabkan kenaikan harga BBM dan tidak ada peran para pedagang yang melakukan
spekulasi. “Dari sisi pasokan juga lancar – lancar saja. Akan tetapi, harganya
sangat mahal.
Sumber :
0 comments:
Posting Komentar