Kombinasi Perubahan Iklim Dan Ulah Manusia
Bencana
hidrometeorologi, yaitu, menjadi ancaman terbesar bagi negara di Asia, termasuk
Indonesia. Bencana ini dipicu oleh kerusakan lingkungan dan pemanasan global.
Kepala
Pusat Data , Informasi Dan Humas Badan Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan bahwa sejak bulan Januari hingga 13 Desember 2012 sudah tercatat 729
kasus kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Sebanyak 85% adalah bencana
hidrometeorologi yang berupa banjir, kekeringan, tanah longsor, puting beliung,
kebakaran lahan hutan serta gelombang pasang. Kejadian ini lebih besar dari
pada rata-rata tahun 2002-2011 yaitu 77%. Puting beliung merupakan bencana yang
paling sering terjadi dan mengalahkan bencana banjir dan tanah longsor yang
sebelumnya mendominasi di sebagian daerah yang rawan bencana.
Meningkatnya
bencana hidrometeorologi disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat ulah
manusia dan faktor perubahan iklim. Khususnya untuk masalah banjir yang terjadi
di pulau Jawa penyebab dominannya disebabkan oleh antropogenik. Faktor
kerusakan yang paling sering terjadi terdapat pada daerah yang memiliki aliran
sungai dan di daerah perbukitan yang memiliki struktur tanah yang tidak stabil
akibat tidak adanya pepohonan yang rindang sehingga terjadi bencana longsor.
Akan tetapi, fenomena peningkatan frekuensi dan daerah yang mengalami dampak akibat puting beliung menunjukan
pengaruh yang sangat besar bagi perubahan iklim. Naiknya suhu Bumi menyebabkan frekuensi
kejadian puting beliung menjadi suatu pembuktian langsung bahwa secara
statistika pun sangat sulit untuk dibuktikan.
Pada
puncak musim hujan, pada bulan Januari merupakan ancaman bencana
hidrometeorologi mencapai puncaknya. Bagi masyarakat harus berhati-hati dengan
adanya bencana hidrometeorologi karena sudah sangat serius mengancam di masa yang
akan datang. Secara bulanan saja menunjukan puncak bencana ini terjadi pada
bulan Januari. Artinya pada puncak musim hujan pada saat bulan Januari merupakan
ancaman yang berupa hidrometeorologi mencapai puncaknya ini perlu diantisipasi
oleh masyarakat. Saat ini puting beliung terjadi bukan hanya pada masa transisi
atau peralihan musim, melainkan berlangsungnya selama musim hujan hingga akhir
musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober hingga April.
Fenomena Global
Dominasi bencana hidrometeorologi di
Indonesia ini sejalan dengan fenomena yang terjadi di Asia dan global. Secara
global sudah terjadi sebanyak 76% bencana di dunia sepanjang tahun 1900-2011 merupakan
bencana hidrometeorologi. Pekan ini, badan PBB untuk Pengurangan Resiko Bencana
(UNISDRI) merilis hasil penelitian yang menyebutkan banjir merupakan bencana
yang paling kerap terjadi di Asia sepanjang tahun 2012, yaitu mencapai 44%. Bencana
ini menyebabkan dampak korban jiwa terbanyak dan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Sebanyak 54% korban tewas di Asia yang diakibatkan oleh banjir dan 56% dari
total kerugian ekonomi di Asia disebabkan oleh banjir. Selain banjir, badai
juga menjadi ancaman serius di Asia. Pekan lalu di Filipina terjadi topan Bopha
yang menewaskan 500 orang. Di dunia jumlah bencana sudah terjadi sebanyak 213
kali, menyebabkan 5.469 korban tewas yang berdampak terhadap 87 juta jiwa dan
menyebabkan kerugian hingga 44,6 miliar dollar AS.
Sumber : www.kompas.com
0 comments:
Posting Komentar