Selasa, 25 Desember 2012

Teknologi Nano Berkembang Pesat (BI SS 2012)



Saya melihat sebuah tayangan di televisi swasta yang sangat menarik beritanya yaitu kemajuan nanoteknologi dan bioteknologi yang sampai saat ini terus berkembang pesat termasuk di bidang kedokteran, obat-obatan dan pada bidang biologi. Hal itu diungkapkan oleh Direktur pada The Australian Institute for Biotechnology dan Nanotechnology University of Queensland, Australia dan Prof P Gray di Yogyakarta. Mereka membicarakan di salah satu Universitas Gadjah Mada, Prof Gray yang  mengemukakan perkembangan dua teknologi itu memberikan dampak positif bagi penelitian. "Untuk itu, kami mendirikan lembaga ini sebagai lembaga penelitian multi disiplin terpadu," katanya. Peter Gray mencontohkan beberapa teknologi yang dikembangkan melalui nanoteknologi dan bioteknologi seperti DNA rekombinan hingga stem cells.

DNA rekombinan merupakan DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi secara bersama-sama. Dengan munculnya teknologi DNA rekombinan ini, menurut Peter, telah memungkinkan pengembangan kelas baru terapi manusia berdasarkan protein. "Salah satu yang dikenal selama ini yaitu antibody monoklonal," katanya. Tidak hanya itu, Peter juga menyebutkan pengembangan sistem baru dari pemberian vaksin dengan menggunakan nanopatch oleh Prof Mark Kendall dari Universitas Queensland.

Nanopatch ini memiliki ribuan proyektor kecil yang dilapisi dengan antigen dan berguna untuk memasukkan vaksin ke dalam permukaan kulit. "Dapat mendorong melalui kulit ke lapisan epidermis dan dermis sehingga antigen memberikan rangsangan untuk membentuk kekebalan tubuh termasuk pada penyakit HIV dan hepatitis," jawabnya Peter.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengakui manfaat dari pengembangan nanoteknologi seperti di industri manufaktur hingga tekstil merupakan suatu implikasi yang cukup besar dan dapat bersifat revolutioner bagi pengembangan produknya di dalam bidang teknologi, obat-obatan dan lain-lainnya.


Share on :
Show comments
Hide comments

0 comments:

Posting Komentar



Saya melihat sebuah tayangan di televisi swasta yang sangat menarik beritanya yaitu kemajuan nanoteknologi dan bioteknologi yang sampai saat ini terus berkembang pesat termasuk di bidang kedokteran, obat-obatan dan pada bidang biologi. Hal itu diungkapkan oleh Direktur pada The Australian Institute for Biotechnology dan Nanotechnology University of Queensland, Australia dan Prof P Gray di Yogyakarta. Mereka membicarakan di salah satu Universitas Gadjah Mada, Prof Gray yang  mengemukakan perkembangan dua teknologi itu memberikan dampak positif bagi penelitian. "Untuk itu, kami mendirikan lembaga ini sebagai lembaga penelitian multi disiplin terpadu," katanya. Peter Gray mencontohkan beberapa teknologi yang dikembangkan melalui nanoteknologi dan bioteknologi seperti DNA rekombinan hingga stem cells.

DNA rekombinan merupakan DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi secara bersama-sama. Dengan munculnya teknologi DNA rekombinan ini, menurut Peter, telah memungkinkan pengembangan kelas baru terapi manusia berdasarkan protein. "Salah satu yang dikenal selama ini yaitu antibody monoklonal," katanya. Tidak hanya itu, Peter juga menyebutkan pengembangan sistem baru dari pemberian vaksin dengan menggunakan nanopatch oleh Prof Mark Kendall dari Universitas Queensland.

Nanopatch ini memiliki ribuan proyektor kecil yang dilapisi dengan antigen dan berguna untuk memasukkan vaksin ke dalam permukaan kulit. "Dapat mendorong melalui kulit ke lapisan epidermis dan dermis sehingga antigen memberikan rangsangan untuk membentuk kekebalan tubuh termasuk pada penyakit HIV dan hepatitis," jawabnya Peter.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengakui manfaat dari pengembangan nanoteknologi seperti di industri manufaktur hingga tekstil merupakan suatu implikasi yang cukup besar dan dapat bersifat revolutioner bagi pengembangan produknya di dalam bidang teknologi, obat-obatan dan lain-lainnya.




Saya melihat sebuah tayangan di televisi swasta yang sangat menarik beritanya yaitu kemajuan nanoteknologi dan bioteknologi yang sampai saat ini terus berkembang pesat termasuk di bidang kedokteran, obat-obatan dan pada bidang biologi. Hal itu diungkapkan oleh Direktur pada The Australian Institute for Biotechnology dan Nanotechnology University of Queensland, Australia dan Prof P Gray di Yogyakarta. Mereka membicarakan di salah satu Universitas Gadjah Mada, Prof Gray yang  mengemukakan perkembangan dua teknologi itu memberikan dampak positif bagi penelitian. "Untuk itu, kami mendirikan lembaga ini sebagai lembaga penelitian multi disiplin terpadu," katanya. Peter Gray mencontohkan beberapa teknologi yang dikembangkan melalui nanoteknologi dan bioteknologi seperti DNA rekombinan hingga stem cells.

DNA rekombinan merupakan DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi secara bersama-sama. Dengan munculnya teknologi DNA rekombinan ini, menurut Peter, telah memungkinkan pengembangan kelas baru terapi manusia berdasarkan protein. "Salah satu yang dikenal selama ini yaitu antibody monoklonal," katanya. Tidak hanya itu, Peter juga menyebutkan pengembangan sistem baru dari pemberian vaksin dengan menggunakan nanopatch oleh Prof Mark Kendall dari Universitas Queensland.

Nanopatch ini memiliki ribuan proyektor kecil yang dilapisi dengan antigen dan berguna untuk memasukkan vaksin ke dalam permukaan kulit. "Dapat mendorong melalui kulit ke lapisan epidermis dan dermis sehingga antigen memberikan rangsangan untuk membentuk kekebalan tubuh termasuk pada penyakit HIV dan hepatitis," jawabnya Peter.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengakui manfaat dari pengembangan nanoteknologi seperti di industri manufaktur hingga tekstil merupakan suatu implikasi yang cukup besar dan dapat bersifat revolutioner bagi pengembangan produknya di dalam bidang teknologi, obat-obatan dan lain-lainnya.




Saya melihat sebuah tayangan di televisi swasta yang sangat menarik beritanya yaitu kemajuan nanoteknologi dan bioteknologi yang sampai saat ini terus berkembang pesat termasuk di bidang kedokteran, obat-obatan dan pada bidang biologi. Hal itu diungkapkan oleh Direktur pada The Australian Institute for Biotechnology dan Nanotechnology University of Queensland, Australia dan Prof P Gray di Yogyakarta. Mereka membicarakan di salah satu Universitas Gadjah Mada, Prof Gray yang  mengemukakan perkembangan dua teknologi itu memberikan dampak positif bagi penelitian. "Untuk itu, kami mendirikan lembaga ini sebagai lembaga penelitian multi disiplin terpadu," katanya. Peter Gray mencontohkan beberapa teknologi yang dikembangkan melalui nanoteknologi dan bioteknologi seperti DNA rekombinan hingga stem cells.

DNA rekombinan merupakan DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi secara bersama-sama. Dengan munculnya teknologi DNA rekombinan ini, menurut Peter, telah memungkinkan pengembangan kelas baru terapi manusia berdasarkan protein. "Salah satu yang dikenal selama ini yaitu antibody monoklonal," katanya. Tidak hanya itu, Peter juga menyebutkan pengembangan sistem baru dari pemberian vaksin dengan menggunakan nanopatch oleh Prof Mark Kendall dari Universitas Queensland.

Nanopatch ini memiliki ribuan proyektor kecil yang dilapisi dengan antigen dan berguna untuk memasukkan vaksin ke dalam permukaan kulit. "Dapat mendorong melalui kulit ke lapisan epidermis dan dermis sehingga antigen memberikan rangsangan untuk membentuk kekebalan tubuh termasuk pada penyakit HIV dan hepatitis," jawabnya Peter.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengakui manfaat dari pengembangan nanoteknologi seperti di industri manufaktur hingga tekstil merupakan suatu implikasi yang cukup besar dan dapat bersifat revolutioner bagi pengembangan produknya di dalam bidang teknologi, obat-obatan dan lain-lainnya.