Minggu, 17 Februari 2013

Banjir Di Lihat Dari Aspek Yang Berbeda Dari Biasanya (BI SS 2013)

Banjir adalah peristiwa terbenamnya dataran (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat akibat intensitas hujan yang tinggi. Banjir juga mengakibatkan perubahan suhu di samudra Pasifik dan di samudra Hindia yang naik turun secara bergantian, membuka peluang menghadirkan cuaca yang tak menentu dan menimbulkan iklim esktrim di kawasan Indonesia. Suhu yang berubah di kedua lautan itu akan menyebabkan perubahan arah angin, karena angin akan mengalir ke tempat yang tekannya rendah dan suhunya lebih dingin. Bila angin itu membawa awan , maka hujan akan turun. Bila kering, maka panaslah yang melanda. Jika suhu naik turun secara acak, maka panas dan hujan pun akan datang tanpa bisa diramal. Selain itu aktifitas manusia ternyata ikut serta berperan dalam menghadirkan cuaca ekstrim ini. “Eksploitasi lingkungan yang berlebihan telah menyebabkan ketidakstabilan di dalam ekosistem yang buruk, sehingga penyimpangan mudah terjadi. “Padahal penyimpangan sedikit saja, saat ini bisa berubah menjadi bencana.”
Akibat dari semua itu bisa dilihat dari banyaknya penebangan hutan secara liar yang membuat dampak pada perubahan cuaca karena hutan adalah semacam sabuk pelindung yang menetralisir suhu ekstrim dan angin. Hutan yang berisi pepohonan juga akan mengurangi karbondioksida dengan menyerapnya. Pengurangan karbondioksida ini pada akhirnya akan mengurangi efek rumah kaca dan lalu akan menekan pemanasan global.
Selain itu, akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang bervegetasi (tanaman) di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir. Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai, hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang di tinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang disebut dengan dataran banjir. Dataran banjir ini merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat terjadi banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh lebih besar dari alur sungainya sendiri.

Beberapa dampak adanya banjir yaitu :
  1. Mendatangkan kerugian bagi manusia misalnya rumah rusak, jalan rusak, jembatan hancur, serta fasilitas lainnya yang kena dampak akibat banjir.
  2. Daerah sawah yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen dan merugikan para petani.
  3. Daerah pemukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi polusi air, sehingga dapat menjadi media penyebaran penyakit perut dan penyakit kulit.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sebagai berikut :
  1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul untuk mempertinggi kapasitas peresapan air.
  2. Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi tanah.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada saat musim hujan.
  4. Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau.
  5. Pembuatan terusan saluran air.
  6. Pembuatan bendungan serba guna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
  7. Di kawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air, dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai.
  8. Meningkatkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal/nonformal dan melalui media masa.
  9. Memanfaatkan air tanah dan menjaga air tanah agar tidak tercemar, karena saat banjir datang masyarakat banyak sekali yang membutuhkan air bersih.
  10. Membuat sumur resapan di setiap lingkungan rumah agar melestarikan air tanah.

Sumber : Kompas Cyber Media www.kompas.co.id
Drs.K.Wardiyatmoko,MM.2006.Geografi.Jakarta :
PT.Gelora Aksara Pratama.
Share on :
Show comments
Hide comments

0 comments:

Posting Komentar

Banjir adalah peristiwa terbenamnya dataran (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat akibat intensitas hujan yang tinggi. Banjir juga mengakibatkan perubahan suhu di samudra Pasifik dan di samudra Hindia yang naik turun secara bergantian, membuka peluang menghadirkan cuaca yang tak menentu dan menimbulkan iklim esktrim di kawasan Indonesia. Suhu yang berubah di kedua lautan itu akan menyebabkan perubahan arah angin, karena angin akan mengalir ke tempat yang tekannya rendah dan suhunya lebih dingin. Bila angin itu membawa awan , maka hujan akan turun. Bila kering, maka panaslah yang melanda. Jika suhu naik turun secara acak, maka panas dan hujan pun akan datang tanpa bisa diramal. Selain itu aktifitas manusia ternyata ikut serta berperan dalam menghadirkan cuaca ekstrim ini. “Eksploitasi lingkungan yang berlebihan telah menyebabkan ketidakstabilan di dalam ekosistem yang buruk, sehingga penyimpangan mudah terjadi. “Padahal penyimpangan sedikit saja, saat ini bisa berubah menjadi bencana.”
Akibat dari semua itu bisa dilihat dari banyaknya penebangan hutan secara liar yang membuat dampak pada perubahan cuaca karena hutan adalah semacam sabuk pelindung yang menetralisir suhu ekstrim dan angin. Hutan yang berisi pepohonan juga akan mengurangi karbondioksida dengan menyerapnya. Pengurangan karbondioksida ini pada akhirnya akan mengurangi efek rumah kaca dan lalu akan menekan pemanasan global.
Selain itu, akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang bervegetasi (tanaman) di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir. Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai, hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang di tinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang disebut dengan dataran banjir. Dataran banjir ini merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat terjadi banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh lebih besar dari alur sungainya sendiri.

Beberapa dampak adanya banjir yaitu :
  1. Mendatangkan kerugian bagi manusia misalnya rumah rusak, jalan rusak, jembatan hancur, serta fasilitas lainnya yang kena dampak akibat banjir.
  2. Daerah sawah yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen dan merugikan para petani.
  3. Daerah pemukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi polusi air, sehingga dapat menjadi media penyebaran penyakit perut dan penyakit kulit.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sebagai berikut :
  1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul untuk mempertinggi kapasitas peresapan air.
  2. Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi tanah.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada saat musim hujan.
  4. Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau.
  5. Pembuatan terusan saluran air.
  6. Pembuatan bendungan serba guna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
  7. Di kawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air, dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai.
  8. Meningkatkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal/nonformal dan melalui media masa.
  9. Memanfaatkan air tanah dan menjaga air tanah agar tidak tercemar, karena saat banjir datang masyarakat banyak sekali yang membutuhkan air bersih.
  10. Membuat sumur resapan di setiap lingkungan rumah agar melestarikan air tanah.

Sumber : Kompas Cyber Media www.kompas.co.id
Drs.K.Wardiyatmoko,MM.2006.Geografi.Jakarta :
PT.Gelora Aksara Pratama.

Banjir adalah peristiwa terbenamnya dataran (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat akibat intensitas hujan yang tinggi. Banjir juga mengakibatkan perubahan suhu di samudra Pasifik dan di samudra Hindia yang naik turun secara bergantian, membuka peluang menghadirkan cuaca yang tak menentu dan menimbulkan iklim esktrim di kawasan Indonesia. Suhu yang berubah di kedua lautan itu akan menyebabkan perubahan arah angin, karena angin akan mengalir ke tempat yang tekannya rendah dan suhunya lebih dingin. Bila angin itu membawa awan , maka hujan akan turun. Bila kering, maka panaslah yang melanda. Jika suhu naik turun secara acak, maka panas dan hujan pun akan datang tanpa bisa diramal. Selain itu aktifitas manusia ternyata ikut serta berperan dalam menghadirkan cuaca ekstrim ini. “Eksploitasi lingkungan yang berlebihan telah menyebabkan ketidakstabilan di dalam ekosistem yang buruk, sehingga penyimpangan mudah terjadi. “Padahal penyimpangan sedikit saja, saat ini bisa berubah menjadi bencana.”
Akibat dari semua itu bisa dilihat dari banyaknya penebangan hutan secara liar yang membuat dampak pada perubahan cuaca karena hutan adalah semacam sabuk pelindung yang menetralisir suhu ekstrim dan angin. Hutan yang berisi pepohonan juga akan mengurangi karbondioksida dengan menyerapnya. Pengurangan karbondioksida ini pada akhirnya akan mengurangi efek rumah kaca dan lalu akan menekan pemanasan global.
Selain itu, akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang bervegetasi (tanaman) di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir. Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai, hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang di tinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang disebut dengan dataran banjir. Dataran banjir ini merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat terjadi banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh lebih besar dari alur sungainya sendiri.

Beberapa dampak adanya banjir yaitu :
  1. Mendatangkan kerugian bagi manusia misalnya rumah rusak, jalan rusak, jembatan hancur, serta fasilitas lainnya yang kena dampak akibat banjir.
  2. Daerah sawah yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen dan merugikan para petani.
  3. Daerah pemukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi polusi air, sehingga dapat menjadi media penyebaran penyakit perut dan penyakit kulit.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sebagai berikut :
  1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul untuk mempertinggi kapasitas peresapan air.
  2. Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi tanah.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada saat musim hujan.
  4. Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau.
  5. Pembuatan terusan saluran air.
  6. Pembuatan bendungan serba guna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
  7. Di kawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air, dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai.
  8. Meningkatkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal/nonformal dan melalui media masa.
  9. Memanfaatkan air tanah dan menjaga air tanah agar tidak tercemar, karena saat banjir datang masyarakat banyak sekali yang membutuhkan air bersih.
  10. Membuat sumur resapan di setiap lingkungan rumah agar melestarikan air tanah.

Sumber : Kompas Cyber Media www.kompas.co.id
Drs.K.Wardiyatmoko,MM.2006.Geografi.Jakarta :
PT.Gelora Aksara Pratama.

Banjir adalah peristiwa terbenamnya dataran (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat akibat intensitas hujan yang tinggi. Banjir juga mengakibatkan perubahan suhu di samudra Pasifik dan di samudra Hindia yang naik turun secara bergantian, membuka peluang menghadirkan cuaca yang tak menentu dan menimbulkan iklim esktrim di kawasan Indonesia. Suhu yang berubah di kedua lautan itu akan menyebabkan perubahan arah angin, karena angin akan mengalir ke tempat yang tekannya rendah dan suhunya lebih dingin. Bila angin itu membawa awan , maka hujan akan turun. Bila kering, maka panaslah yang melanda. Jika suhu naik turun secara acak, maka panas dan hujan pun akan datang tanpa bisa diramal. Selain itu aktifitas manusia ternyata ikut serta berperan dalam menghadirkan cuaca ekstrim ini. “Eksploitasi lingkungan yang berlebihan telah menyebabkan ketidakstabilan di dalam ekosistem yang buruk, sehingga penyimpangan mudah terjadi. “Padahal penyimpangan sedikit saja, saat ini bisa berubah menjadi bencana.”
Akibat dari semua itu bisa dilihat dari banyaknya penebangan hutan secara liar yang membuat dampak pada perubahan cuaca karena hutan adalah semacam sabuk pelindung yang menetralisir suhu ekstrim dan angin. Hutan yang berisi pepohonan juga akan mengurangi karbondioksida dengan menyerapnya. Pengurangan karbondioksida ini pada akhirnya akan mengurangi efek rumah kaca dan lalu akan menekan pemanasan global.
Selain itu, akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang bervegetasi (tanaman) di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir. Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai, hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang di tinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang disebut dengan dataran banjir. Dataran banjir ini merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat terjadi banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh lebih besar dari alur sungainya sendiri.

Beberapa dampak adanya banjir yaitu :
  1. Mendatangkan kerugian bagi manusia misalnya rumah rusak, jalan rusak, jembatan hancur, serta fasilitas lainnya yang kena dampak akibat banjir.
  2. Daerah sawah yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen dan merugikan para petani.
  3. Daerah pemukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi polusi air, sehingga dapat menjadi media penyebaran penyakit perut dan penyakit kulit.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sebagai berikut :
  1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul untuk mempertinggi kapasitas peresapan air.
  2. Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi tanah.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada saat musim hujan.
  4. Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau.
  5. Pembuatan terusan saluran air.
  6. Pembuatan bendungan serba guna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
  7. Di kawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air, dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai.
  8. Meningkatkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal/nonformal dan melalui media masa.
  9. Memanfaatkan air tanah dan menjaga air tanah agar tidak tercemar, karena saat banjir datang masyarakat banyak sekali yang membutuhkan air bersih.
  10. Membuat sumur resapan di setiap lingkungan rumah agar melestarikan air tanah.

Sumber : Kompas Cyber Media www.kompas.co.id
Drs.K.Wardiyatmoko,MM.2006.Geografi.Jakarta :
PT.Gelora Aksara Pratama.