Hacker
atau peretas
komputer meneliti kibor masing-masing dalam sebuah ruangan yang penuh dengan
komputer. Mereka tergesa-gesa mengetik kode-kode yang sebagian besar tidak
dapat dipahami oleh mata awam. Misi mereka hanya untuk menerobos server virtual
dalam sebuah simulasi dunia. Namun, para peretas khusus ini tidak melanggar
hukum. Mereka justru ada di sana untuk memperkokoh aturan-aturan yang telah
dibuat oleh perusahaan. Para hacker dapat mengambil bagian dalam program enam
bulan yang diselenggarakan oleh pemerintah Korea Selatan untuk melatih para
pemecah kode cerdas menjadi baris pertama pertahanan bangsa dalam perang
melawan kejahatan cyber.
Menurut
Korea Information Technology Research Institute (Kitri), program "Best of
the Best" ini dirancang untuk melatih para ahli komputer untuk melawan
serangan dari pada cyber dari dalam maupun luar negeri. Korea Selatan merupakan
salah satu negara yang paling terhubung dengan internet di dunia. Artinya, juga
menjadi subyek gempuran cyber, terutama dari negara tetangganya di utara, yang
secara teknis masih berperang.
Pada
tahun 2009, sejumlah situs pemerintah, termasuk situs kepresidenan Blue House
dan Majelis Nasional, menjadi sasaran kode berbahaya selama beberapa hari.
Selanjutnya pada tahun 2011, seluruh sistem komputer bank di Negeri Ginseng itu
diterobos oleh para hacker. Serangan itu membuat puluhan ribu komputer
terinfeksi dan beberapa komputer rusak secara permanen, menurut jaksa negara.
Siaran
pers kejaksaan Korsel menyebutkan, pemerintah Seoul menuding Pyongyang berada
di balik serangan itu. Hal tersebut merujuk pada kesamaan kode dalam serangan
cyber sebelumnya yang dilakukan oleh warga negara Korsel yang berkolaborasi
dengan hacker yang diyakini terkait dengan badan intelijen Korea Utara. Namun pemerintah
Korut hingga kini belum mengomentari masalah klaim itu.
Nilai
resmi kerugian akibat serangan dunia maya itu sampai sekarang belum dapat diketahui.
Namun, Hyundai Research Institute memperkirakan kerugian keuangan dalam
serangan pada 2009 saja mencapai AS$33.700.000 sampai dengan AS$50.500.000.
Serangan peretas dari dalam maupun luar negeri terus meningkat, menurut pihak berwenang. Badan Keamanan Internet Korea menyebutkan gempuran di dunia maya naik hingga 37% selama 2008 sampai dengan 2011.
Serangan peretas dari dalam maupun luar negeri terus meningkat, menurut pihak berwenang. Badan Keamanan Internet Korea menyebutkan gempuran di dunia maya naik hingga 37% selama 2008 sampai dengan 2011.
"Serangan
cyber pada umumnya makin banyak dan lebih rumit. Diketahui pula bahwa Korea
Utara melatih hacker yang sangat terampil," kata Jung Soo-whan dari
Universitas Soongsil di Korsel kepada CNN, misalnya, meretas dalam sebuah
sistem tenaga nuklir. Sementara itu, Korsel sangat membutuhkan sistem
pertahanan yang lebih kuat.” Menurut Lee Seung-jin, Kepala Konsultan Program
"Best of the Best", serangan cyber dari Utara seperti bertempur dalam
perang asimetris. Sangat sulit melawan serangan-serangan tersebut.
"Industri
internet Korea Selatan berkembang sangat cepat. Sangat penting untuk melatih
ahli-ahli keamanan cyber dalam segala bidang, termasuk mereka yang akan bekerja
untuk perusahaan komersial yang sudah terkemuka dalam komunitas hacker Korsel.
Program ini diikuti oleh 60 orang ahli komputer mulai dari siswa sekolah menengah atas hingga mahasiswa. Sebagian besar peserta sudah terkenal di negeri ini dan beberapa di antaranya adalah pemenang penghargaan dari kompetisi hacker lokal dan asing.
Kwon Hyuk, 17 tahun, adalah salah satu kandidat yang lulus dalam tahap pertama program. Dia memfokuskan karyanya pada sistem jaringan printer, yang mudah terpapar serangan cyber. "Perusahaan dapat mencetak dokumen rahasia menggunakan jaringan printer. Jika keamanannya diterobos, informasi rahasia perusahaan bisa dicuri dengan mudahnya.
Program ini diikuti oleh 60 orang ahli komputer mulai dari siswa sekolah menengah atas hingga mahasiswa. Sebagian besar peserta sudah terkenal di negeri ini dan beberapa di antaranya adalah pemenang penghargaan dari kompetisi hacker lokal dan asing.
Kwon Hyuk, 17 tahun, adalah salah satu kandidat yang lulus dalam tahap pertama program. Dia memfokuskan karyanya pada sistem jaringan printer, yang mudah terpapar serangan cyber. "Perusahaan dapat mencetak dokumen rahasia menggunakan jaringan printer. Jika keamanannya diterobos, informasi rahasia perusahaan bisa dicuri dengan mudahnya.
Program
yang kini diikuti oleh 20 orang hacker ini, pada tahap akhir hanya menghasilkan
satu pakar dari enam bidang. Yaitu ahli-ahli komputer di bidang forensik
digital, konsultan keamanan, analisis kerentanan, pengamanan telepon selular, converged security, dan
pengamanan komputasi awan. Selain menerima hadiah senilai 20 juta won atau
AS$18.500, lulusan “Best of the Best” akan direkomendasikan ke perusahaan atau
instansi pemerintah yang ingin mempekerjakan mereka di masa depan.
Menurut
saya, seharusnya Indonesia juga dapat melakukan program yang seperti ini karena
dengan merencanakan kompetisi hacker, mereka dapat mengatasi para hacker yang sudah
sangat banyak menyerang bagian data-data penting. Dengan begitu, dapat
memotivasi para pelajar maupun mahasiswa agar serius mendalami masalah-masalah
serangan dari para hacker. Akan tetapi perlu adanya dukungan dari pemerintah
agar di masa depan nantinya, sebuah informasi penting pada suatu perusahaan
atau website dapat berkurang dari serangan-serangan yang di lakukan oleh para
hacker.
Sumber :
1 comments:
Terimakasih artikel nya . . .
ST3Telkom
Posting Komentar
Serangan peretas dari dalam maupun luar negeri terus meningkat, menurut pihak berwenang. Badan Keamanan Internet Korea menyebutkan gempuran di dunia maya naik hingga 37% selama 2008 sampai dengan 2011.
Program ini diikuti oleh 60 orang ahli komputer mulai dari siswa sekolah menengah atas hingga mahasiswa. Sebagian besar peserta sudah terkenal di negeri ini dan beberapa di antaranya adalah pemenang penghargaan dari kompetisi hacker lokal dan asing.
Kwon Hyuk, 17 tahun, adalah salah satu kandidat yang lulus dalam tahap pertama program. Dia memfokuskan karyanya pada sistem jaringan printer, yang mudah terpapar serangan cyber. "Perusahaan dapat mencetak dokumen rahasia menggunakan jaringan printer. Jika keamanannya diterobos, informasi rahasia perusahaan bisa dicuri dengan mudahnya.
Serangan peretas dari dalam maupun luar negeri terus meningkat, menurut pihak berwenang. Badan Keamanan Internet Korea menyebutkan gempuran di dunia maya naik hingga 37% selama 2008 sampai dengan 2011.
Program ini diikuti oleh 60 orang ahli komputer mulai dari siswa sekolah menengah atas hingga mahasiswa. Sebagian besar peserta sudah terkenal di negeri ini dan beberapa di antaranya adalah pemenang penghargaan dari kompetisi hacker lokal dan asing.
Kwon Hyuk, 17 tahun, adalah salah satu kandidat yang lulus dalam tahap pertama program. Dia memfokuskan karyanya pada sistem jaringan printer, yang mudah terpapar serangan cyber. "Perusahaan dapat mencetak dokumen rahasia menggunakan jaringan printer. Jika keamanannya diterobos, informasi rahasia perusahaan bisa dicuri dengan mudahnya.
Serangan peretas dari dalam maupun luar negeri terus meningkat, menurut pihak berwenang. Badan Keamanan Internet Korea menyebutkan gempuran di dunia maya naik hingga 37% selama 2008 sampai dengan 2011.
Program ini diikuti oleh 60 orang ahli komputer mulai dari siswa sekolah menengah atas hingga mahasiswa. Sebagian besar peserta sudah terkenal di negeri ini dan beberapa di antaranya adalah pemenang penghargaan dari kompetisi hacker lokal dan asing.
Kwon Hyuk, 17 tahun, adalah salah satu kandidat yang lulus dalam tahap pertama program. Dia memfokuskan karyanya pada sistem jaringan printer, yang mudah terpapar serangan cyber. "Perusahaan dapat mencetak dokumen rahasia menggunakan jaringan printer. Jika keamanannya diterobos, informasi rahasia perusahaan bisa dicuri dengan mudahnya.